Senin, 21 Juni 2010

Menanti Madrasah Aliah Kejuruan

21 Jan 2010
Oleh Drs. NANDANG KOSWARA

Sejak beberapa tahun belakangan, sekolah menengah kejuruan (SMK) mengalami "booming" setiap masa penerima-an siswa baru. Situasi itu nyaris tidak pernah terjadi pada lembaga pendidikan madrasah, khususnya madrasah aliah.e-mail forumguru@pikiran-rakyat.com

MEMBELUDAKNYA peminat ke SMK tidak lepas dari kurikulum yang berlaku di SMK yang menitikberatkan pada pencapaian keterampilan siswa (sekitar 70 persen materi keterampilan). Selain itu, tingginya minat ke SMK dipengaruhi juga oleh rencana pemerintah yang akan meningkatkan rasio SMK dengan SMA menjadi 70 persen SMK dan 30 persen SMA. Rencana itu kemudian diiringi dengan publikasi yang gencar mengenai SMK, dengan menampilkan tayangan-tayangan tentang kompetensi yang dimiliki oleh siswa dan lulusan SMK. Bahkan tokoh-tokoh lulusan SMK yang cukup terkenal dan sukses, semisal presenter Tantowi Yahya, pengusaha yang juga mantan Menteri BUMN di era Habibie, Tanri Abeng, tampil menjadi "bintang iklan" SMK. Kelebihan lain yang juga ditawarkan SMK adalah, orientasi para lulusan SMK tidak hanya memiliki keterampilan sebagai bekal untuk bekerja, tetapi juga para lulusan SMK dapat meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi.

Di tengah kurangnya minat masyarakat terhadap madrasah, para pengelola madrasah dan Kementerian Agama harus melakukan upaya-upaya dalam rangka menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap madrasah, sehingga lembaga pendidikan ini tidak dinomorduakan. Salah satu usaha yang mungkin dapat ditempuh adalah dengan mendirikan madrasah aliah kejuruan. Cara ini mungkin dapat mengubah pandangan sebagian masyarakat yang selama ini beranggapan madrasah adalah sekolah agama dan cenderung dianggap sebagai lembaga pendidikan yang kurang memiliki daya saing.Memang harus disadari, mewujudkan tujuan ini tidak mudah, karena pendirian madrasah aliah kejuruan harus diiringi dengan fasilitas yang memadai untuk mendukung pembelajaran. Hal itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Namun sebenarnya, masalah tersebut dapat diatasi dengan mengubah status beberapa madrasah aliah menjadi madrasah aliah kejuruan. Asumsi ini didasari kenyataan, ada beberapa madrasah yang memiliki fasilitas cukup memadai untuk diubah menjadi madrasah aliah kejuruan.

Beberapa madrasah aliah yang memiliki fasilitas lengkap adalah madrasah penerima bantuan Program Penguatan Sains dan Teknologi atau Science and Technology Equity Program Phase-2 (STEP-2) Islamic Development Bank (IDB). Dengan program STEP-2 ini, 29 madrasah aliah di seluruh Indonesia yang mendapatkan bantuan laboratorium fisika, kimia, biologi, komputer multimedia, dan laboratorium keterampilan dilengkapi dengan printing dan desain grafis. Dari 29 madrasah yang mendapat bantuan, jenis keterampilan yang diterima oleh madrasah berbeda-beda.Peralatan keterampilan yang ada pada madrasah penerima bantuan STEP-2 dapat dijadikan modal dasar untuk mendirikan madrasah aliah kejuruan.Di tengah berkurangnya minat masyarakat terhadap madrasah, ada baiknya di antara madrasah aliah program STEP-2 mencoba mendirikan madrasah aliah kejuruan atau beralih status menjadi madrasah aliah kejuruan. Atau mungkin Kementerian Agama akan mengeluarkan kebijakan strategis terkait kemungkinan pengembangan madrasah aliah kejuruan?***

Penulis, guru Madrasah Aliah Pontren Darul Maarif, Margaasih, Kab. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar